Teknologi barcode sekarang memang lebih fleksibel dan dapat diaplikasikan sesuai kebutuhan user. Karena sekarang sudah cukup banyak praktisi di bidang IT yang sudah familiar dengan teknologi maupun pemograman barcode. Salah satunya adalah pembacaan meteran listrik ( PLN ) atau air ( PDAM ) dengan menggunakan teknologi barcode.
Meter Reading dengan Barcode System sebenarnya sudah cukup lama di aplikasikan di Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu ( sewaktu saya masih bekerja di divisi software sebuah perusahaan barcode kira-kira 5 tahun lalu, sistem ini sudah hampir 1 tahun dikembangkan ). Jika melihat hasilnya sekarang ini saya dapat menyimpulkan sistem ini lebih baik dibandingkan dengan sistem baca meteran secara manual.
Mari kita bandingkan sistem pembacaan meteran secara manual dan dengan menggunakan barcode system.
- Sistem Manual
Petugas pencatat meteran mengambil data Rute Baca Meter atau lebih dikenal dengan RBM (data pelanggan dan alamat pelanggan yang harus didatangi dan dicatat meterannya) di kantor PLN. Lalu petugas tersebut mendatangi alamat pelanggan yang tercantum di RBM dan mencatat meteran yang terdapat di masing-masing pelanggan. Data hasil pencatatan meteran ini disetorkan ke petugas input data di PLN, lalu data tersebut di input manual melaui program aplikasi input data stand meter.
Dari proses tersebut terdapat beberapa hal yang mungkin dapat menjadikan data yang diinput menjadi tidak akurat diantaranya :
* Proses catat data oleh petugas pencatat di lapangan sangat rawan terjadi kesalahan.
* Proses input data hasil petugas pencatat di lapangan oleh petugas di PLN rawan terjadi kesalahan karena dilakukan secara manual.
* Kemungkinan petugas lapangan tidak datang ke lokasi pelanggan (sistem tembak) sangat besar karena data hasil pembacaan tidak dapat dibedakan antar yang didatangi langsung atau tidak.
Dari 3 point tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan kesalahan cukup besar dan pelanggan tentunya dirugikan karena kesalahan tersebut bisa mengakibatkan melonjaknya tagihan rekening pelanggan.
- Sistem Barcode
Petugas pencatat meteran mengambil Portable Data Terminal (PDT) yang telah diisi data RBM. Petugas mendatangi lokasi pelanggan sesuai data RBM ( tidak boleh loncat-loncat data pelanggan ). Setiap akan memasukkan data meteran, petugas harus scan barcode terlebih dahulu untuk memastikan petugas datang ke lokasi. Setelah proses pencatatan selesai maka data dari PDT di Upload ke PC tanpa ada proses manual lagi.
Presentasi terjadinya kesalahan dapat ditekan hanya pada saat input data di PDT saja, itupun kita dapat minimalisir dengan melakukan cek stand saat ini dan stand bulan lalu. Dengan sistem barcode, tidak ada lagi istilah "SISTEM TEMBAK" karena mau tidak mau petugas harus datang ke lokasi karena petugas tersebut dibayar berdasarkan jumlah pelanggan yang di baca menggunakan PDT.
Mudah-mudahan dengan digunakannya sistem barcode untuk pencatatan meteran listrik atau pdam yang semakin hari tentunya dilakukan revisi agar lebih baik lagi, akan dapat menguntungkan kedua belah pihak yaitu pelanggan dan PLN.
Dengan sedikit revisi di aplikasi PDT, sistem ini dapat digunakan secara luas. Pada intinya suatu proses yang mengharuskan petugas atau staff mendatangi suatu lokasi tertentu bisa menggunakan sistem ini, jadi tidak hanya untuk melakukan pencatatan meter PLN / PDAM saja, misalnya untuk Sistem Security Check Point dan lain-lain.
Jika anda tertarik dengan Mobile Scanner Barcode untuk di aplikasikan di perusahaan atau tempat anda jangan sungkan untuk mengubungi saya. Saya akan berbagi ilmu dan pengalaman saya di bidang Barcode dan semoga bisa menjadi solusi dan menambah wawasan kita semua.
Dede RH
Rafa Solution
Jl. Cigending No.206 Ujungberung Bandung
Telepon : 022-70968124 / 0813 2024 0625
E-mail : jualbarcode@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar